dua hati sahabat

dua hati sahabat

Selasa, 13 Mei 2014

Sahabat...apa makna sabar menurutmu? ini kejadian pagi ini ya...

Seringkali aku harus menahan diri, meredam letupan yang ada dihatiku. Tidak aku tidak ingin mengikuti amarah, emosi atau rasa jengkel dan menuangkannya dalam kata-kata lisanku...

Hmm...sabar..dan sabar. aku jadi tergugu dengan kata itu. Berkata memang mudah ya, tapi ketika kita sudah dihadapkan pada kasus menguji kesabaran. Masihkah akal dan logika kita berperan? atau hati yang kemudian mengambil perannya...

Sungguh ..walau kadang akal sehatku menghilang sebentar ketika sedang dihadapkan pada rasa kesal/jengkel, syukurlah kemudian ingatanku melayang pada firman-Nya....

"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa. (Yaitu) orang-orang yang menafqahkan (hartanya), baik diwaktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan." [QS. Ali 'Imran : 133 - 134]
Yang paling sering mendapatkan letupan marah kita, biasanya adalah suami. Kekesalan kita karena sikapnya yang tidak 'ngeh' ( menurut kita ) dengan segala kesibukan terutama dipagi hari. Bunda harus memasak, beres-beres, menyiapkan bekal si kecil, memandikannya, dll. Kadang Ayah dg tenangnya melakukan kegiatan yang lain. Jadi deh bunda ngedongkol...he he...dan kadang bereaksi lebih sensitif waktu meminta bantuan. hmmm...

Namun sahabat, ajaib sekali pagi ini. Alhamdulillah bunda bisa mengontrol diri dari menumpahkan kekesalan pada sang ayah. Si kecil PUP, bunda lagi masak (sedang seru2nya ngolah bumbu, g bisa kalo di jeda ). Ayah juga lagi bantu 'nyupir' (nyuci piring lho.. setelah diingatkan berxxxx unt tdk bobok bada shubuh). karena pekerjaan bunda sedang 'darurat' jadilah ayah yang nyamperin si kecil.
"yuuk..dek..ke kamar mandi sama ayah", bujuk ayah.
"Ga mau..mauuu sama bunda, " kata sikecil mulai merajuk.
lalu apa ya yang akan dilakukan ayah?? terus membujukkah atau atau...seperti biasa, ayah lapor kebunda.
"bun, ichanya ga mau sama ayah, maunya sama bunda, dan icha dah pup dicelana tuh," jelas Ayah dengan mimik santai.
What!!!...ini jawaban bunda :
" Ayah, please..ini masakan belum bisa dtiinggal. apa jadinya kalo sambil masak bunda sambil ngurusin pup icha. Tolong ambil alih dulu icha...ayah..atasi dulu," kata bunda masih terus mengolah masakannya.
akhirnya ayah ke si kecil lagi..
"yuk nak sama ayah....", ajak ayah datar.
hmm..seperti biasa gaya ajakan ayah masih datar ke icha, padahal harusnya lebih persuasif lagi. Dan terang aja anaknya masih ngotot mau sama bunda.
"Bunda...anaknya ga mau", teriak ayah.
"Ayah..angkat aja ke kamar mandi dulu," Jawab bunda dari dapur.
"Kalo nangis gimana?..,"Ayah masih belum bergerak juga
Bunda mulai kesel.." Ya Allah yah..ada yang bisa ditoleransi, ada yang tidak. saat ini ayah harus tegas..bawa icha ke kamar mandi, " Jawab bunda dari dapur.
Akhirnya ayah berhasil membawa icha ke kamar mandi, namun icha masih terus nangis dan mempekuat volume rajukannya. Bunda pun mematikan kompornya dan pergi ke kamar mandi, mengatasi kekacauan pagi ini, memandikan icha dan membersihkan PUP nya. Jam sudah menunjukkan 6.30, artinya waktu buat bunda mandi dan bersiap ke sekolah tinggal 20 menit lagi. Dalam waktu itu bunda harus mengurus icha, menyuapi, dan bunda harus menyiapkan diri dengan mandi dsb sebelum sekolah.
Ternyata masih ada urusan yang belum selesai tadi....
Pup icha ada yang tertinggal di ruang bermain icha, di kamar mandi masih berserakan. karena ayah tidak meletakkan di toilet. Bunda meminta pengertian ayah, karena bunda menghandle icha dan waktu bunda sudah sangat terbatas. Bunda memohon ayah bantu bersihkan Pup icha dulu.karena bunda harus mengurus icha dulu. Namun yang terjadi?? Ayah hanya diam, tidak menjawab dan malah mengambil sarapan makan dengan manis di kamar.
Saat inilah ujian kesabaran bunda diuji, hampir menangis melihat jam sudah makin mendekati deadtime sekoalh. Syukurlah teringat ayat diatas tadi...
...dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan." [QS. Ali 'Imran : 133 - 134]
Sabar...sabar....bunda tidak boleh menodai pagi ini dengan amarah...(ingat tadi sudah tilawah dan sholat ke masjid)
setelah icha rapi, bunda nyuapi icha. Baru setengah makan, icha mulai main-main. Urusan icha sudah kelar, bunda mengambil alat pembersih membersihkan sisa pup icha di ruang bermain dan di kamar mandi. Barulah bunda mandi dan bersiap pergi ke sekolah.

Setelah rapi semua, cium pipi ica..bunda berlari ke arah motor yang terparkir di belakang rumah. langsung tancap gas..mengejar jam pagi piket disekolah.

Selama berkendara...baru ingat, tadi baru salaman sama icha. sama ayah terlewati...Astaghfirullah
"Ya Rabb..ampuni hamba belum bisa sempurna memulai hari ini..." ( terbayang raut wajah suami, tadi belum mencium tangannya )
Sahabatku, di lembaran mutabaah pribadiku catatan untuk mengingatkanku tentang menahan lisan, dan mengendalikan amarah masuk pada skala prioritas 1. Sangat bergidik membaca kisah-kisah betapa penghuni neraka kebanyakan kaum wanita. Salah satunya karena tidak mendapatkan ridlo suami. 
Mungkin kita harus terus mengingatnya ya..bahwa suami juga manusia biasa, lengkap dengan kelebihan dan kekurangannya. Menerima dengan lapang hati segala sikapnya, membutuhkan latihan yang serius dari kita. Harus dimasukkan dalam list mutabaah kita. Agar kita selalu ingat dan ingat....masih terus belajar nih. Semoga Allah membimbing kita ya...

sabar...sabar...memang tidak mudah...tapi kita harus melatihnya terus menerus... dg menjaga ruhiyah kita menambah imunitas dan bekal untuk mengatasi hal-hal yang menguji kesabaran kita...

so,..bagaimana mutabaah kita pagi ini?
** QL kah kita tadi?
** Sholat Shubuh ontime kah?
** Sudah tilawah Al Qur'an? dan menambah hafalan?
** bagaimana dg Dhuha??

Formula ibadah kita menentukan daya kendali kita dan kontrol diri kita terhadap amarah....**self reminder..


2 komentar:

  1. Iya mba nisa kebanyakan para suami tidak terlalu empati terhadap kegiatan rumah tangga, padahal kalau pagi hari byk hal hal yg hrs dikerjakan apalgi kalau kita kerja akibatnya yg ada d hadapan kt yg tidal sesuai jadi tumpuan kekesalan,... jazakillah mba sdh mengingatkan tentang ayat Alloh yg menyukai orang yang bs menahan amarah,, walau sulit tp setidaknya membuat kita pny dasar alasan agar bisa menahan marah apalg kalau iman kita lg kembang kempes y Alloh rasanya mau nangis aj...

    BalasHapus
  2. from Nisa : yuk adekku sayang...menulis buat mbak yang pertama kali adalah untuk menasehati diri sendiri. selanjutnya biarlah orang lain mengambil ibrahnya...mb bersyukur menemukanmu kembali. rasanya ada tambahan kekuatan ... suatu saat kita akan bersua lagi ya insya Allah. Biarlah blog ini jadi sarana silahturahmi kita, sharing kita untuk mengambil lebih banyak pelajaran berharga dalam hari-hari kita. Kita bisa saling bercermin, memotivasi, menguatkan dan mengingatkan...tentang tujuan kemuliaan hidup yang sesungguhnya. Tantangannya..terulah belajar dek, mbak ingat dulu teman baik mbak dari asutralia pernah bertanya sma mbak : dah punya blog nisa? mb jawab : belum..selanjutnya..mb buat tulisan aja deh ...he he psoting tulisan ke 3 ya

    BalasHapus